Perbedaan Budaya antar Negara di Asia

          Perbedaan Budaya Negara Indonesia & Jepang



  • Budaya Indonesia vs Jepang 

     Budaya merupakan kristalisasi dari nilai-nilai dan pola hidup yang dianut oleh suatu komunitas. Setiap budaya di dalam komunitas tumbuh dan berkembang dengan caranya masing-masing, membuatnya menjadi unik akibat adanya perbedaan pola hidup.
     Untuk melihat perbandingan budaya antara Indonesia dan Jepang, terdapat kesulitan tersendiri mengingat kedua bangsa tersebut memiliki perbedaan karakteristik yang sangat mencolok. Bangsa Jepang tergolong homogen dengan 15 bahasa (bukan 15 suku bangsa, karena bahasa tersebut sudah termasuk bahasa untuk tuna rungu) serta memiliki sejarah yang sangat panjang sehingga nilai-nilai budaya sangat mengkristal.
     Sementara itu, bangsa Indonesia tergolong heterogen, memiliki lebih dari 700 bahasa dan multi etnik, sehingga sulit untuk mencari serpihan budaya yang bisa mewakili Indonesia secara utuh. Artinya, kita perlu memisahkan nilai dan pola yang bisa diterima secara nasional, serta mana yang merupakan karakter dari sebuah suku.
     Jadi, jangan heran jika saat kamu berkunjung ke Jepang, kamu akan merasa bingung, kaget, dan memiiki emosi yang berkecamuk saat melihat kebiasaan dan budaya mereka. Hal ini disebut dengan culture shock atau gegar budaya.
     Situasi inilah yang kemudian membuat banyak orang Indonesia sulit untuk beradaptasi dan berasimilasi dengan budaya Jepang, membuat mereka akhirnya senang membuat perbandingan-perbandingan dengan apa yang terjadi di negaranya sendiri
  • Perbedaan Agama

     Penganut agama di Jepang menurut Kementerian Pendidikan JepangShinto sekitar 107 juta orang, agama Buddha sekitar 89 juta orang, Kristen Protestan dan Kristen Katolik sekitar 3 juta orang, serta agama lain-lain sekitar 10 juta orang (total seluruh penganut agama: 290 juta orang). Total penganut agama di Jepang hampir dua kali lipat dari total penduduk Jepang. Penganut agama Shinto dan Buddha dalam berbagai sekte saja sudah mencapai 200 juta. Total penganut agama di Jepang melebihi jumlah penduduk disebabkan cara pengumpulan data dan tradisi beragama orang Jepang.
     
Berdasarkan Penjelasan Atas Penetapan Presiden No 1 Tahun 1965 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama pasal 1, "Agama-agama yang dipeluk oleh penduduk di Indonesia ialah Islam, Kristen (Protestan), Katolik, Hindu, Budha dan Khong Hu Cu (Confusius)


  • Transportasi 

     Transportasi pribadi adalah favorit kebanyakan masyarakat Indonesia, hal yang kemudian berdampak negatif bagi lalu lintas, utamanya di Jakarta. Ada banyak alasan mengapa orang Indonesia enggan menggunakan transportasi massal, seperti kebiasaan penumpang yang merokok, supir yang ugal-ugalan, hingga pelecehan seksual.
     Selain hal tersebut, alat transportasi juga menjadi semacam status sosial bagi masyarakat Indonesia. Kemudahan untuk memiliki kendaraan serta pajak yang murah membuat mereka berlomba-lomba untuk “mengoleksi” kendaraan, hal yang dipercaya bisa mentasbihkan status sosialnya.
     Sebaliknya, masyarakat Jepang sangat menyenangi untuk menggunakan transportasi massal. Mereka bisa berhemat lewat cara ini yang sekaligus membantu perekenomian Negaranya sendiri. Minat yang besar dalam menggunakan transportasi umum tersebut tidak terlepas dari fasilitas yang nyaman, bersih, dan aman.
     Sementara itu, keinginan untuk memiliki kendaraan pribadi bukanlah prioritas bagi masyarakat Jepang. Selain dikarenakan harga dan pajak mobil yang terbilang tinggi, mereka juga sulit untuk mengukur waktu perjalanan jika menggunakan kendaraan pribadi mengingat Jepang adalah negara yang cukup padat penduduk.
  • Makanan / Kuliner

Jepang adalah Negara yang terkenal dengan menu makanan yang segar serta mempertahankan cita rasa aslinya, di mana orang Indonesia menyebutnya sebagai makanan mentah. Namun di Jepang, makanan seperti itu dianggap sebagai makanan yang sehat.
     Hanya saja, aspek halal adalah hal yang sangat sulit ditemui dalam makanan Jepang, mengingat mayoritas masyarakat Indonesia adalah penganut agama Islam. Ya, makanan-makanan di Jepang didominasi dengan komposisi daging babi.
     Perilaku saat makan antar kedua Negara ini juga sangat berbeda. Jika di Indonesia setiap anak diajarkan agar tidak mengeluarkan suara saat makan, hal ini justru berkebalikan dengan budaya Jepang. Ketika orang Jepang makan Ramen (mie khas Jepang), mereka diajarkan untuk mengeluarkan suara! Pasalnya, suara yang ditimbulkan tersebut merupakan indikasi akan rasa suka terhadap makanan tersebut yang sekaligus menunjukkan rasa hormat kepada pembuat makanannya.
     Untuk minuman, masyarakat Jepang memiliki budaya minum teh dan sake. Hal ini masuk dalam kategori budaya karena ada aturan-aturan tertentu yang harus dilakukan.
      Misalnya saat minum teh, mereka harus duduk bersimpuh layaknya sinden Jawa ketika menyanyi. Sebelum teh diteguk, cangkir harus diletakkan di telapak tangan kiri kemudian diputar dengan tangan kanan sekitar 180 derajat. Jika kamu melewatkan hal ini, maka kamu akan dianggap tidak sopan.
     Begitu juga dengan kebiasaan minum sake yang sudah menjadi budaya bagi masyarakat Jepang. Hal ini sering dilakukan pada malam hari atau sepulang kerja.
     Saat seseorang menuang sake, ia juga harus menuang untuk yang lainnya dan mengatakan “kampai” sebelum yang lainnya bisa minum. Saat ada gelas yang kosong, maka akan ada orang yang segera mengisinya. Di Indonesia, kebiasaan seperti ini juga sering terlihat di kehidupan masyarakat pedesaan dengan minuman bernama tuak atau arak.
  • Perbedaan-Perbedaan Lainnya

     Budaya membaca yang sangat tinggi di Jepang karena harga buku yang murah. Hal yang bertolak belakang di Indonesia mengingat tingginya pajak buku.

     Di Indonesia ada istilah “kumpul kebo” di mana pasangan yang belum menikah tinggal satu rumah, dan hal ini sangat dilarang. Sebaliknya, masyarakat Jepang tidak mengenal istilah “kumpul kebo” dan mereka mentolerir jika orang yang belum menikah hidup dalam satu atap.

     Di Jepang, mereka tidak mengenal budaya cium tangan atau cium pipi sebagai bentuk penghormatan. Apa yang mereka lakukan adalah dengan membungkukkan badan.

     Nah, itulah sedikit perbandingan antara budaya Indonesia vs Jepang. Terlepas dari perbedaan yang sangat kontras, tidak ada yang lebih unggul atau yang lebih baik, karena budaya adalah pola hidup yang disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan dari masing-masing pelakunya.
















Comments

Popular posts from this blog